background

Profil Seorang Abdinegara

Profil Seorang Abdinegara

Profil Abdinegara ini ditarik dari contoh-contoh Alkitabiah, termasuk teladan Musa, Daniel, Yusuf, teladan Tuhan kita Yesus Kristus. Prinsip yang digambarkan dalam kitab Amsal, teladan gereja mula-mula serta ketentuan penatua yang dituliskan dalam kitab Timotius dan Titus.

Seorang Abdinegara pertama-tama adalah orang yang beriman teguh kepada Allah Tritunggal dan telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Keinginannya untuk melayani sesama sebagai pelayan publik atau abdinegara berakar pada keinginan untuk menjadi persembahan hidup, mengasihi, melayani Allah dan sesama serta memuliakan Allah. (Rom 12:1; Mat 22:37-39 ; Gal 5:13; Yoh 13:13-17)

Seorang Abdinegara bersifat proaktif dalam ketaatan kepada Allahnya, dalam membaca Alkitab dan membina hidup berdoa yang dinamis. (Daniel 6:10 ; Kis 17:11) Seorang Abdinegara tunduk kepada otoritas Firman, konsisten sebagai jemaat dari satu gereja, dan melayani di dalamnya. (Kis 2:42)

Seorang Abdinegara haruslah memahami konsep negara Republik Indonesia dan memiliki rasa cinta tanah air Indonesia. Ia harus memiliki pengertian terhadap gambaran politik, situasi ekonomi dan peran negara Indonesia pada era global; agar bisa memerintah dengan baik dan mewakili rakyat RI dengan segala kekayaan dan keberagamannya dengan sebaik-baiknya pada situasi/konteks apapun.

Seorang Abdinegara setia dalam segala perkara, baik yang besar maupun yang kecil (Luk 16:10). Hidupnya above reproach / “tidak bercacat” (1 Tim 3:2; Titus 1:8-9) dan ia dipandang baik oleh masyarakat karena teladan hidupnya yang bermoral tinggi dan memiliki kasih terhadap sesama. (1 Tim 4:12).

Seorang Abdinegara memiliki sikap murah hati dan rendah hati, tunduk kepada otoritas publik maupun organisasional sesuai prinsip Alkitabiah, (Rom 13:1-2) tapi selalu menjunjung tinggi, memperjuangkan keadilan dan kebenaran dimanapun ia berada.

Seorang Abdinegara haruslah orang yang merasa dicukupkan oleh Tuhan dalam segala hal, sehingga tidak tamak terhadap uang, kekuasaan, ataupun cemas mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Ia rela mengorbankan kenyamanan dan kesejahteraan dirinya demi supaya maksud Tuhan dan kebaikan rakyat/komunitasnya secara keseluruhan boleh ditegakkan. (Fil 2:3-4 ; Mikha 6:8 ; Yesaya 1:17)

Seorang Abdinegara juga harus cakap dan berbijaksana di atas rata-rata dalam kepandaiannya menghadapi masalah teknis, relasional dan moral dalam memerintah/mengadministrasi/mengatur, baik itu di dalam keluarga/komunitas lainnya. (Amsal 22:29 ; Daniel 1:4)